Seperti
malam ini, aku membuka jendela kamarku dan memandang bintang-bintang dilangit
yang diciptakan Tuhan. Bintang- bintang malam ini sangat banyak sekali,
berkelap-kelip menghiasai langit malam yang hitam pekat. Disisi lain bulan terlihat
tersenyum gembira.
“Tililit…….Tililit……!”
tiba-tiba terdengar suara handphoneku tanda ada pesan (SMS) masuk.
Siapa
ya…….? Pikirku. Tanpa pikir panjang aku langsung membuka handphoneku. Ternyata
itu dari nomor yang tidak aku kenal. Aku lalu mengirim pesan (SMS)pada nomor
itu “ ini siapa ya?” Tanyaku. Tidak lama kemudian nomor itu sms dihandphoneku
lagi.
“Tililit……Tililit……..!”.Dan……….
Aku Damian…..! jawab sms dari nomor itu.
Haaaaa ……..apa benar ini Damian temanku dulu?
Itulah yang terlintas dipikiranku saat itu. Belum hilang pikiran itu, dia sms
lagi dan berkata” aku Damian teman SMP mu dulu.
Ternyata apa yang aku pikirkan itu benar bahwa
itu Damian teman SMPku dulu, tapi aku belum terlau percaya sebelum bertemu
langsung dengan dia.
Dua
hari berlalu , aku dan Damian saling
mengirim dan menjawab pesan (SMS). Pada hari ketiga, dengan berani Damian mengajakku untuk bertemu , agar aku tidak ragu lagi
dengan dirinya.Kita janjian memutuskan bertemu
di Wonokusumo, tepatnya di LBB(Lembaga Bimbingan Belajar) ku. Suara
Adzan Ashar pun terdengar. Saya harus segera berangkat les.
“
Novi, cepat ayo berangkat les..! teriak ayahku.
“Iya,
Ayah sebentar aku ganti baju dulu”.
“Ya
sudah, Ayah tunggu didepan” kata ayahku.
“Brem…………brem……!”
suara sepeda motorku.
Sepeda
motorku meluncur dengan santai. Tapi , tak terasa aku sudah sampai di LBB. Tanpa membuang – buang waktu aku langsung
masuk kelas dan duduk sendiri, karena belum ada satupun teman yang datang. Dan
…….
“Mbak…..mbak permisi ya…!”
kata seorang lelaki
“Ehem…. Iya mas
silahkan..” jawabku. Tanpa menengok siapa yang ada dibelakangku.
“
Mbak……mbak…..mbak….mbak!”panggilnya padaku terus. Entah itu menggoda atau
bagaimana aku tidak tahu. Medengar kata-kata itu terus yang tidak kunjung
berhenti, aku jadi naik darah. “ apa sich mau kamu, bisa gak berhenti
panggil-panggil aku terus”bentakku pada lelaki itu. Dan ketika menoleh kebelakang. “Haaa…. Damian..!”.
Saat
berada didekat Damian aku terasa nyaman
sekali. Kini kebekuan hatiku yang terdiam lama dimusim salju, kembali ceria
dengan dengan musim semi yang kini tersebar. Seperti banyak bunga dan kupu-kupu yang
menghiasi. Hari ini cinta tanpa isyarat itupun melontarkan makna dan maksud
dalam diriku. Hadirlah aku dan Damian, pasangan yang serasi menurut sahabatku dan
sahabat Damian. Pasangan dari keindahan cinta yang sekarang berada di LBB.
Dibangku ini, aku dan Damian berpandang dan tersenyum simpul, bermakna dan
manis untuk dilihat. Damian mulai berani
menyatakan cinta padaku.
“Novi,kamu
cinta gak ma aku?” Tanya Damian dengan sedikit malu-malu
“Cinta?
Maksud kamu?”
“
Iya aku cinta kamu, kamu cinta aku gak?” paksa Damian untuk mendapat jawaban
dariku.
“
Gak” jawabku tegas.
“
Tapi……!”
“Gak
bisa nolak sama sekali maksudnya”.
Hehehe …..!
“Jadi
kamu terima cintaku..”
“Ehem”
“Terimah
kasih Novi, kamu sudah mau terima cintaku” “’’’
Tak lupa juga kita
saling mengucap janji.
“
Aku akan berusaha gak pernah selingkuh dari kamu beib, karena aku sangat
mencintai dan menyayangimu.” Janji Damian padaku.
Beib adalah panggilan sayang Damian padaku.
Aku
hanya tersenyum malu mendengar itu semua, tapi jujur aku merasa bahagia sekali.
Tak lupa aku juga janji pada Damian “ aku insyaallah gak pernah selingkuh dari
kamu.” Kita pun menjadi sepasang kekasih yang saling menyayangi dan
mencintai selamanya.
Dengan
itu semua, aku hanya mampu berfikir dan menafsirkan cinta itu tak ada yang tahu
kapan, dimana dan pada siapa cinta itu singgah. Cinta bagai benda tanpa
isyarat. Kedatangannya begitu saja seperti api yang tak sempat berisyarat pada
kayu yang akan dibuatnya hangus dan menjadi abu. Siapa sangka pula kucing jatuh
cinta pada seekor harimau.
0 komentar:
Posting Komentar