Kamis, 27 Oktober 2016

Asal Usul Desa Sawahan

Edit Posted by with No comments
ASAL USUL SAWAHAN MOJOSARI


Pada zaman kejayaan Majapahit, ada seorang laki-laki yang  tinggal di daerah yang masih berupa hutan lebat dan di sebelahnya terdapat sawah yang terbentang luas.
Untuk menuju kesawah harus melewati hutan tersebut. Hutan itu dikenal angker. Selain berhutan lebat daerah itu juga berpaya-paya dan dihuni banyak makhuk halus ynag suka menggangu orang yang berlalu-lalang dikawasan itu.
Lelaki yang sudah lama tinggal didaerah itu bernama Kromo Diharjo.Dia adalah seorang lurah didaerah itu. Konon, dia putera dari Cuo Adisumo, yang tidak lain putera dari Ganjur Dikromo. Kromo Diharjo merasa tertarik untuk membuka hutan itu sebagai tempat pemukiman dan persawahan. Seorang diri Kromo Diharjo membabat hutan, menebangi pepohonan dan menebas semak-semak.
Kegiatan Kromom Diharjo itu membuat semua makhluk halus yang bersarang didalam hutan itu menjadi marah dan ingin membunuh Kromo Diharjo. Antara Kromo Diharjo dan makhluk halus terjadi pertarungan. Dengan kesaktian dan kekuatan yang dimilikinya, para makhluk halus itu dapat dikalahkan oleh Kromo Diharjo.
“Kalian telah aku kalahkan, sekarang kuminta kalian pindah ketempat lain karena tempat ini akan menjadi tempat pemukiman bagi manusia! Kata Kromo Diharjo, kepada para makhluk halus yang telah ditakhlukannya.
Terbukanya hutan itu telah menarik perhatian orang-orang yang sering berlalu-lalang untuk mengerjakan swahnya yang berada di seberang hutan itu. Mereka kemudian berduyun-duyun ingin ikut bermukim didaerah yang telah terbuka itu. Kromo Diharjo pun telah membuat areal persawahan  dan pemukiman yang layak untuk warganya.
Keesokan harinya, Dengan peralatan yang sederhana , Kromo Diharjo pergi kesawah untuk mengerjakan sawahnya. Setelah lama, akhirnya Kromo Diharjo siap memanen sawahnya. Hasil yang diperoleh Kromo Diharjo tidak sedikit, tapi berlimpah ruah.
“Kami semua heran melihat hasil panen Kromo Diharjo yang berlimpah ruah. Apakah yang membuat demikian, Kromo? Tanya warga yang berduyun-duyun datang kerumah Kromo Diharjo untuk meminta pengetahuan sedikit perihal hasil panennya yang berlimpah.
“Ooo itu, sebenarnya aku bertani sama saja seperti kalian. Cuma kita butuh kesabaran dan teku untuk merawatnya seperti diberi pupuk, pebasmi hama, secara teratur. Kalian sebenarnya bisa, tetapi kalian kurang teratur untuk merawatnya dan kurang bersabar. Dalam dunia pertanian kita harus bersabar, kata Kromo Diharjo. Jadi cuma itu rahasianya, kita hanya membutuhkan kesabaran dan merawatnya secara teratur, kata seorang warga. Setelah langit mulai petang, warga pamit pulang.
Pagi-pagi sekali, para warga berangkat ke sawah dan  mulai mencoba menerapkan saran yang diberikan oleh Kromo Diharjo. Dan hasilnya pun memuaskan para warga mandapat hasil panen yang sangat melimpah ruah. Semua warga sangat gembira. Kromo Diharjo pun ikut merasakn Yang dirasakan oleh warganya.
Sejak saat itu warga yang dulunya pengangguran, sekarang mulai bekerja di sawah. Karena melihat tetangga-tetangganya yang sukses memperoleh hasil pertanian yang melimpah. Itu semua berkat Kromo Diharjo dan warga yang mau bekerja keras dalam merawat sawahnya.
Kromo Diharjo merasa senang bisa membantu dan mengamalkan ilmu pada semua warganya. Dan hasil panen di desa itu berkembang. Semakin lama hasil pertanian Kromo Diharjo semakin berkembang dan sangat terkenal karena hasil panennya yang selalu melimpah.
Kromo Diharjo semakin dihormati dan disegani. Kromo Diharjo dianggap sebagai orang yang berjasa sekali kepada warganya. Nama Kromo Diharjo dikenal sebagai seorang tokoh persawahan telah menyebar kemana-mana. Sehingga banyaklah orang yang datang kepadanya untuk berguru.
“Kalian boleh berguru kepadaku. Akan tetapi, setelah kalian menjadi ahli dalam soal persawahan  yang handal. Kalian harus menjual hasil panen kalian, kepada rakyat miskin dengan harga yang murah. Bagaimana? Tanya Kromo Diharjo,kepada orang-orang yang ingin berguru menjadi ahli dalam dunia persawahan yang handal.
Selain terkenal sebagai daerah pertanian , daerah Kromo Diharjo  juga dikenal sebagai daerah persawahan karena terdapat sawah yang membentang sangat luas. Setiap hari tidak pernah sepi orang berlalu-lalang untuk pergi kesawah. Mereka berada di sawah dari pagi sampai matahari terbenam. Oleh karena itu daerah yang belum bernama, pada suatu kesempatan Kromo Diharjo dan cucunya yang bernama Kyai Ashari mengumumkan kepada warganya bahwa daerah itu akan diberi nama
“Kalian semua menjadi saksi! Karena daerah ini warganya semua selalu berada di sawah, dari pagi sampai matahari terbenam untuk melakukan suatu pekerjaan. Dan Aktivitasnya kebanyakan berada di sawah, mulai hari ini daerah ini kami namakan “SAWAHAN”.
Mulai saat itu, daerah itu bernama sawahan. Desa Sawahan sekarang masuk kecamatan Mojosari, kabupaten Mojokerto.


Narasumber : Mbah Rosyid
Umur           : 65
Alamat         : Sawahan Gg 5,Mojosari,Mojokerto

0 komentar:

Posting Komentar